Jumat, 18 Desember 2015


Permasalahan dari Faktor-faktor Sosial Budaya yang Menimbulkan Kebutuhan akan Bimbingan


a. Perubahan Konstelasi Keluarga
                Kesibukan orang tua dalam bekerja bisa menyebabkan sang anak kekurangan nutrisi. orang tua yang sibuk bekerja kadang membiarkan anaknya diasuh oleh orang lain dan tanpa mengetahui makanan yang anaknya makan. kadang apabila anaknya diasuh sendiri dan sang ibu tak sempat memasak, seorang ibu  sering memberikan anaknya makanan cepat saji tanpa mempedulikan nutrisinya. 

b. Perkembangan Pendidikan
            Perbedaan pola pikir pada anak bisa menyebabkan tidak optimalnya proses belajar di sekolah. anak yang berpikirnya cepat akan mudah menerima materi bahkan kadang ada yang sudah mengetahui materi yang belum dijelaskan oleh dosen, sedangkan anak yang berpikirnya lambat mengalami sedikit kesulitan dalam memahami materi.

c. Dunia Kerja
            Kita semua tahu Ryan Tumiwa, Ryan adalah mahasiswa lulusan UI bergelar S2 dengan ipk 3,32 meminta mahkamah konstitusi agar ia dilegalkan untuk melakukan bunuh diri. Dalam kesaksiannya, Ryan mengalami depresi karena lebih dari 1th menganggur, dia putus asa karena tak mendapat pekerjaan. Banyak orang-orang di indonesia yang seperti Ryan, bisa mendapatkan nilai A tapi tak bisa mempertanggung jawabkan nilai A tersebut. Ketika kita kuliah kita tak hanya menghafal, tapi kita juga harus berpikir. Inilah bedanya antara tahu dan bisa. Pengusaha tidak mencari pegawai bertipe "pemegang ijazah". Kampus baru mengisi anak-anak dengan pengetahuan, sedangkan untuk menghasilkan manusia yang berpikir dibutuhkan lebih dari sekedar pengetahuan, yaitu keterampilan dalam memindahkan pikiran ke dalam tindakan nyata. Kita jangan berpikir apabila kita beripk tinggi maka perusahan akan mencari kita, karena pendidikan yang sebenarnya itu tidak dinilai dari angka-angka. Dunia kerja tak hanya menilai orang yang bekerja hanya dengan ipk saja, karena ipk itu dinilai kesekian kalinya setelah kemampuan komunikasi, kejujuran, kemampuan kerja sama, kemampuan interpersonal, etika, motivasi, kemampuan beradaptasi, daya analitik dll. Jadi ipk itu bukan hal yang utama, karena banyak mahasiswa beripk tinggi namun akhirnya hanya menjadi pengangguran. itulah salah satu permasalahan yang terjadi di indonesia, mahasiswa dengan pendidikan dam nilai tinggi tapi tidak mampu untuk mendapatkan pekerjaan, karena mungkin yang dia kejar ketika kuliah bukan ilmu dan penerapannya tapi nilai yang bisa dia  peroleh.

d. Perkembangan Kota Metropolitan
            Banyak orang berpikir bahwa di kota metropolitan sangat mudah mencari kerja, sehingga banyak orang tak mempedulikan bahwa banyak pekerjaan di kota metropolitan membutuhkan suatu profesi bukan hanya sekedar pekerja.  Suatu profesi membutuhkan suatu keahlian khusus dan sertifikasi/lisensi (pendidikan dalam kurun waktu tertentu). Selain itu seorang pekerja harus bekerja secara profesional. Profesional dapat kita nilai dari penampilan, sikap (etika dan moral), komitmen, kompetensi/kemampuan (loyal, dedikasi, royal) dan ilmu. Banyak orang yang hanya mengandalkan otot lama-lama akan menjadi pengangguran. Karena hidup di kota metropolitan otak dan otot itu bekerja sama. Tidak bisa jika hanya berjalan salah satu saja. Karena banyak orang hanya mengandalkan otot saja atau otak saja, sehingga lambat laun seiring berkembangnya kota metropolitan maka  terjadilah kemiskinan yang meraja lela, perkampungan kumuh menjamur dimana-mana, bahkan banyak orang yang menghalalkan segala cara untuk bisa makan sesuap nasi.

e. Perkembangan Komunikasi
            Berkembangnya teknologi mempermudahkan kita dalam berkomunikasi dengan manusia, namun banyak anak muda yang menyalah gunakannya. Ketika di BBM, WA, IG, atau ketika Chating mereka saling bercandaan, namun ketika bertemu mereka hanya diam bahkan ada yang seperti tidak kenal. Ketika belajar banyak siswa yang sibuk dengan dunianya, sibuk dengan hpnya. Ketika diajak kawannya berbicara tak banyak yang benar-benar memperhatikan ketika temannya bicara, banyak yang sibuk dengan hp cangihnya.  Ada juga yang keasikan BBMan hingga lupa waktu. Itulah fenomena yang terjadi sekarang ini. Berkembangnya teknologi terutama komunikasi kadang tak memberikan dampak baik tapi malah membuat pribadi seseorang menjadi buruk.

f. Seisme dan Rasisme
            Wanita adalah makhluk yang istimewa. Bahkan surga ada di telapak kaki ibu. Perempuan memang lembut dalam berbuat karena kelembutan yang dimiliki seorang wanita, ada beberapa orang yang memandang bahwa wanita itu adalah makhluk yang lemah,  wanita dibatasi dalam bekerja. Tugas wanita adalah menjadi penjaga dapur dan mengurusi keluarga. Wanita juga tidak bisa bergerak bebas seperti seorang lelaki. Mereka beranggapan bahwa kaum lelaki lebih kuat daripada wanita dan wanita adalah mahkluk yang sangat lemah.
            Universitas adalah tempat untuk mencari ilmu. Indonesia yang memiliki bermacam-macam suku bangsa menyebabkan 1 universitas di suatu daerah memiliki mahasiswa dari beberapa daerah atau suku. Namun, perbedaan suku bangsa  ini kadang menimbulkan suatu permasalahan. Mahasiswa asli Jawa kadang menganggap remeh orang asli Ambon dan memandang lebih orang dari Sulawesi atau dari Jawa sendiri. Hal itu menyebabkan rasa tidak nyaman pada mahasiswa asli Ambon karena sering dibuli, dicaci, atau diasingkan.

g. Kesehatan Mental
            Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang sempurna. walau kadang seorang manusia yang sempurna secara fisik tak mampu bersyukur atas apa yang telah diberikan tuhan.  Orang tua yang terlalu mengengkang anaknya bisa menyebabkan anaknya depresi. Ketika anak mengalami kegagalan bukan dicaci atau malah dijatuhkan tapi dirangkul dan buatlah seorang anak itu bisa berdiri dan berjalan lagi. Namun pada nyatanya tak banyak orang tua yang benar-benar peduli pada hal yang demikian, orang tua ingin anaknya pintar, orang tua ingin anaknya sukses, tapi orang tuanya tak mampu memotivasi anaknya. Tak sedikit anak yang kurang perhatian ini lari mencari sesuatu yang menurutnya bisa membuatnya bahagia, seperti minum-minuman keras, menyalahgunakan obat-obatan terlarang, atau ada juga yang sampai bunuh diri karena terlalu banyak tuntutan dari orang tua dan apa yang anak tersebut lakukan itu selalu salah dimata orang tuanya. 

h. Perkembangan Teknologi
            Perkembangnya teknologi yang semakin pesat menyebabkan anak kadang melangar norma-norma yang berlaku di masyarakat. Anak belajar dari apa yang dia lihat, banyak anak sd yang sudah mengetahui tentang teknologi menyalahgunakannya. Banyak anak sd yang bolos sekolah karena bermain game online, berbohong minta uang jajan lebih untuk beli buku tapi uangnya untuk bermain game. Hal yang sudah tak asing lagi bagi kita. Padahal dalam permainan game online itu tak mendidik pola pikir anak, dan bisa membuat anak tidak bisa berpikir antara dunia game dengan dunia nyata. Dalam permainan game online kebanyakan permainannya adalah balapan dan pembunuhan. Jika anak terlalu sering bermain game online maka besar kemungkinan perilaku anak tersebut bisa menjadi buruk. Bahkan anak-anak yang sering bermain game online pun banyak yang berkata kotor ketika dia kalah dalam permainan yang dia mainkan.

i. Kondisi moral dan Keagamaan
            Keluarga bisa menyebabkan lunturnya moral dan keagamaan pada manusia. Keluarga yang kurang menanamkan nilai-nilai keagamaan bisa menyebabkan hilangnya moral dan lunturnya keimanan. Karena lingkungan, pergaulan bebas, dan perkembangan teknologi sangat mudah mempengaruhi diri sang anak. Jadi peran keluarga sangat penting dalam proses pembentukan diri anak.

j. Kondisi Sosial Ekonomi
            Manusia tak selamanya duduk di atas dan tak selamanya pula hidup di bawah. Bumi ini terus berputar. Yang atas bisa turun ke bawah dan yang bawah bisa naik ke atas. Itu semua tergantung kerja keras kita dalam hidup di dunia ini. Kondisi sosial ekonomi menyebabkan terbentuknya jarak antara gol kaya dan miskin. Orang yang bergolongan kebawah merasa sungkan apabila bergaul dengan orang-orang kaya dan Kadang orang-orang kaya pun dengan sombongnya enggan berteman dengan orang-orang yang bergolongan ke bawah.

Jumat, 09 Oktober 2015



ALASAN PERUBAHAN BP MENJADI BK


Sejak tahun 1960-an istilah bimbingan & penyuluhan sudah memasyarakat, terutama di kalangan persekolahan. Namun, sejak tahun 1970-an istilah penyuluhan lebih mengarah pada usaha-usaha suatu badan, baik pemerintah maupun swasta. Misalnya peyuluhan pertanian, penyuluhan kesehatan, peyuluan gizi, dll. Masyarakat menganggap tugas guru BP (Bimbingan dan Penyuluhan) di sekolah sama seperti tugas para penyuluh pertanian, penyuluh kesehatan, dll. Padahal pekerjaan konseling dan pekerjaan penyuluh berbeda. Akhirnya sejak tahun 1980-an, gerakkan bimbingan mulai digalakkan dengan penggunaan istilah konseling, pemakaian kata ini sebenarnya dimaksud untuk menampilkan pelayanan yang sebenarnya. Pemakaian istilah konsling dimaksudkan untuk menggantikan istilah penyuluhan yang bersifat non konseling. Itulah sebabnya mengapa BP diubah menjadi BK, perubahan nama tersebut dimaksudkan untuk menampilkan pelayanan yang sebenarnya.



POSISI BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PENDIDIKAN FORMAL

Bimbingan dan Konseling (BK) yaitu layanan yang diberikan oleh seorang pendidik kepada peserta didik yang bertujuan untuk membuat peserta didik bisa lebih mengenali dirinya termasuk potensi, bakat dan minat dirinya. BK juga bertujuan untuk membentuk suatu karakter yang bertanggung jawab dan mandiri dalam menghadapi permasalah yang dihadapi oleh peserta didik. Dengan demikian bimbingan dan konseling ini sangat dibutuhkan peranannya untuk membentuk karakter yang baik dan juga meningkatkan mutu pendidikan di suatu sekolah.
Dalam pendidikan pun bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan karena untuk mencapai tujuan pendidikan sendiri dibutuhkan bimbingan dan konseling sebagai sarana konsultasi bagi peserta didik dalam hal pendidikan atau pembelajaran yang sedang ia jalani ataupun permasalahan yang berasal dari luar yang dapat mengganggu proses pembelajaran peserta didik. Oleh karena itu sangatlah penting (urgen) bimbingan dan konseling dalam pendidikan.
Untuk posisi BK dalam pendidikan yaitu sebagai kunci atau sarana untuk mencapai tujuan pendidikan. Peserta didik juga manusia yang jalan hidupnya tidak selalu mulus, maka dari itu peran BK adalah memberi motivasi, sinergi dan membantu memberikan solusi untuk permasalahan peserta didik agar ia bisa mengenyam pendidikan dengan fokus agar bisa menjadikan dirinya berkualitas. Peserta didik tidak akan bisa mengemyam pendidikan sendiri, maka dari itu posisi atau kedudukan BK dalam pendidikan ini diharapkan dapat memudahkan peserta didik dalam menempuh pendidikan.
BK mengupayakan peserta didik untuk tidak terjerumus dalam masalah kehidupan yang ia hadapi dan peran BK adalah membantunya keluar dalam keterpurukan dan menangkal hal-hal yang berimbah buruk. BK memberikan layanan pada siswa agar dapat berkembang secara optimal. Pemberian layanan BK tidak hanya dilakukan pasa siswa yang bermasalah, tapi juga pada siswa yang tidak bermasalah. Hal itu agar siswa bisa berkembang secara optimal (sesuai dengan tahapan-tahapan perkembangannya) dengan potensi dan sistem nilai  yang baik dan benar.



PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BK TERHADAP PESERTA DIDIK

Bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan, terutama dalam hal memotivasi. Dengan motivasi, siswa menjadi tekun dalam belajar. Motivasi menentukan tingkat keberhasilan atau gagalnya kegiatan belajar siswa. Belajar tanpa motivasi sulit untuk mencapai keberhasilan secara optimal. Pembelajaran yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang ada pada diri siswa.
Motivasi menjadi salah satu faktor yang turut menentukan pembelajaran yang efektif dan membentuk siswa agar disiplin dalam belajar. Pemberian layanan BK bertujuan juga untuk masa depan peserta didik. Sehingga layanan BK sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan. Adapun fungsi bimbingan dan konseling yaitu:
a.Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami diri dan lingkungannya.
b.Fungsi Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapat menghambat perkembangan dirinya.
c.Fungsi pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi masalah yang dialaminya.
d.Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memelihara dan menumbuhkembangkan berbagai potensi dan kondisi positif yang dimilikinya.
Pemberian layanan BK kepada peserta didik biasanya berupa: Bimbingan Akademik, Bimbingan Sosial-Pribadi, Bimbingan Karir dan Bimbingan Keluarga.

Jumat, 15 November 2013


Selasa, 29 Oktober 2013

FOTO KAMEHAMEHA

Jumat, 20 September 2013

PROFIL SAYA

Ory Sativa nama saya. Saya dilahirkan tanggal 22 September 1996 di Magelang, dari rahim ibu Siti Maesaroh, istri dari bapak Suli Rozali. Saat ini saya belajar di Pondok Pesantren Rohmatullah II, Desa Krajan II, Grabag, Magelang. Alamat saya Di Dusun Ngaran rt 01/rw 03, Ngasinan, Grabag, Magelang. Sekolah saya di TK PGRI III,Paingan, kec.Grabag, dan meneruskan di SD Negra Kleteran II, Kec.Grabag. Sesudah lulus dari SD, saya lalu meneruskan di SMP Negri II Grabag di daerah Kalisalak , Kec.Grabag. Sesudah 3th di SMP, saya lalu meneruskan menuntut ilmu di SMA Negri 1 Grabag dan diterima di kelas X-5. Sekarang saya berada di kelas XI IPS-4. harapan saya,setelah saya lulus dari SMA, saya akan meneruskan kuliah ke Yogyakarta. Semoga cita-cita saya bisa terwujud dan belajar saya bisa berhasil.

Sabtu, 14 September 2013

PROFIL KULA

Nami kula Ory Sativa. Kula lahir tanggal 22 september 1996 ing tlatah Magelang, saking guo garbahipun Ibu Siti Maesaroh, kang dados garwanipun bapak suli Rozali. Sakmenika kula ngangsu kawruh ing Pondok Pesantren Rohmatullah II, Dusun Krajan II, Grabag, Magelang. Alamat kula ing Dusun Ngaran, Ngasinan, Grabag, Magelang. Kula sekolah wonten ing TK PGRI III Paingan, kec.Grabag, Banjur nerasaken wonten ing SD Negri Kleteran II, Kec.Grabag. Saksampun lulus saking SD, kula banjur nerasaken wonten ing SMP Negri II Grabag ing daerah Kalisalak, Kec.Grabag. Saksampunipun 3th ting SMP, kula banjur nerasaken ngangsu kawruh wonten SMA Negri 1 Grabag lan dipuntampi wonten ing kelas X-5. Sakmenika kula wonten ing kelas XI IPS-4. Kula anggadahi pangarep-arep bilih saksampunipun lulus saking SMA niki, kula saket nerasaken wonten pawiyatan ingkang langkung inggil, inggih menika ing kota Yogjakarta. Mugi-mugi cita-cita kula menika waget keturutan lan saget kasil anggen kula sinau